Sabtu, 07 Juli 2012

Kisah Cinta Terlarang: " Air Susu Dibalas Susu " Sungguh, hatinya hancur berkeping-keping laksana batu split. Kadarsih, 42 tahun, dari Bekasi (Jabar) ini sama sekali tak menyangka bahwa teman yang ditolong dari kesengsaraan, malah menggunting dalam sarung. Bayangkan, tega-teganya Indri, 38 tahun, main selingkuh dengan suaminya, Pardan, 50 tahun. Apa ini namanya bukan: air susu dibalas dengan susu? Inilah aksioma dalam kehidupan. Kata orang tua, siapa menanam bakal menuai, siapa berbuat kebaikan bakal dibalas dengan kebaikan pula. Di era gombalisasi sekarang ini, belum tentuuuu! Semuanya tergantung kebutuhan. Tak ada teman abadi dalam tata pergaulan dunia ini, yang ada hanyalah kepentingan. Mau berteman karena duit, tak ada duit ya silakan njengkelit. Tapi bagi Kadarsih yang tinggal di Permata Hijau Permai, Kaliabang Tengah, itu tak berlaku. Ketika seorang temannya asal sekampung terlunta-lunta di Ibukota, dia berusaha menolongnya. Sebelum Indri dapat pekerjaan di Jakarta, dia memberi jaminan tempat tinggal secara gratis. “Pokoknya anggap saja seperti di rumah sendiri,”, kata Kadarsih pada temannya sepermainan di masa kecil. Indri tentu saja sangat berterima kasih pada budi baik temannya itu. Namanya juga orang numpang, sambil mencari pekerjaan dia juga berusaha bantu-bantu urusan rumah keluarga sahabatnya tersebut. Misalnya, seterika, nyapu dan mencuci piring. Ingin sebetulnya dia bantu juga ngepel dan mencuci baju, tapi Kadarsih melarang. Katanya, Indri itu seorang teman, bukan pembantu. Antara 2-3 bulan persahabatan teman sekampung itu berlangsung aman-aman saja. Masalah muncul ketika suami Kadarsih mulai berulah. Soalnya begitu tahu Indri dalam status janda cerai, dia mulai mbagusi kata orang Jawa atau gumasep menurut orang Sunda. Dia merasa sok paling tampan, karena melihat Indri itu juga termasuk janda cakep. “Sekali-sekali boleh dong buat menu tambahan,” begitu batin Pardan. Tak bisa dipungkiri, dalam hatinya Pardan memang tertarik pada janda Indri yang seksi menggiurkan itu. Setiap dia setrika atau nyuci piring, suami Kadarsih ini suka mencuri pandang, mencermatinya dari ujung kaki hingga ujung rambut. Lalu dia mendekat ke tempat cucian dengan pura-pura tangannya kotor. Selanjutnya minta tangannya minta diberi sabun oleh Indri. Padahal dalam kesempatan itu dia ambil kesempatan meremas-remas tangan si janda. Dasar…! Indri rupanya tak sadar bahwa sedang dikerjai suami temannya. Dia baru sadar aspirasi arus bawah Pardan, ketika tanpa diminta Pardan menawarkan diri mengantar ke tempat dia memasukkan lamaran kerja. Takut dicurigai macam-macam, kala itu Indri juga minta izin pada Kadarsih. “Oo nggak apa-apa, biar cepet daripada kamu naik angkot,” malah begitu kata Kadarsih tanpa syak whasangka. Kelanjutannnya sungguh beda. Bila kemarin-kemarin selalu minta izin pada Kadarsih, ketika Pardan makin agresip mendekatinya, Indri jadi lupa diri. Maklum, sekian tahun tanpa lelaki di ….atasnya, dia rupanya kesepian juga. Maka sekali waktu ketika Pardan mengajak hubungan intim bak suami istri, dilayani saja. Di sinilah kemudian terjadi penjungkirbalikan peribahasa, dari air susu dibalas air tuba menjadi: air susu dibalas dengan susu! Akan tetapi, sekali waktu Pardan kena batunya. Saat dia mengencani Indri di kamarnya, kepergok oleh anak lelakinya yang masih balita. Pardan pun mengancam agar bocah itu tidak bercerita pada ibunya. “Kamu jangan cerita ke mana-mana ya. Kalau cerita, awas kamu, bapak nggak ngasih uang jajan lagi deh,” ancam Pardan pada anaknya. Hanya beberapa waktu lamanya saja bocah itu bisa memendam rahasia. Ketika Pardan yang pegawai Dephub itu mulai jarang pulang dan tak lagi memberi uang jajan, bocah itu bercerita pada ibunya. Ny. Kadarsih tentu saja terkaget-kaget, apa lagi kini Indri sudah mengontrak rumah sendiri dengan alasan sudah dapat pekerjaan. Ketika dicek ke rumahnya, masya Allah, Pardan sore itu ada di sana dudu mesra bersama. Yakin akan perselingkuhan suaminya, Ny. Kadarsih segera melapor ke Polres Bekasi. Cerita adalah : "KISAH NYATA" Sumber : http://beritaseru.blogspot.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar