Sabtu, 07 Juli 2012

Kisah Cinta Terlarang: " Suami Aji Daun Jati " Ah, suami cap apa si Boni, 56 tahun, dari Demak ini. Cuma karena digigit dan dicakar bini saja, kok lapor polisi. Padahal laporan itu justru menelanjangi dirinya sendiri. Sebab dari situ terungkap bahwa dia memang lelaki aji godong jati (masih berharga daun jati). Sudah pengangguran, masih kena penyakit DRS Med lagi. Pantesan istrinya, Wiwik, 43 tahun, minta cerai. Tanda-tanda keretakan rumahtangga Boni-Wiwik terlihat sejak tiga tahun lalu, ketika si suami terkena PHK dari kantornya. Untungnya istri Boni ini bekerja sebagai pegawai negeri, sehingga meskipun pesangon dari perusahaan kelewat kecil, kuali di dapur tak sampai terguling. Buat sementara waktu Wiwik bisa menutupi segala kebutuhan keluarga. Istri Boni sebetulnya sudah cukup pengertian, bisa menerima kondisi suami dan apa yang terjadi dianggapnya sebuah cobaan. Cuma, Boni menanggapinya lain lagi. Sebagai lelaki yang selama ini sangat dominan dalam keluarga, jiwanya terbanting ketika dia kini harus disuapi oleh istri. Bayangkan, istri yang mustinya hanya mamah dan mlumah kok kini terbalik jadi tulang punggung keluarga. “Suami cap apa kamu ini,” begitu hati nuraninya selalu bicara. Ketiadaan harga diri Boni ternyata berimbas pada urusan ranjang. Biasanya selalu perkasa dan gagah bak kudanya Pangeran Diponegoro, kini dia menjadi sangat letoy. Biasanya seminggu masih bisa menjalankan sunah rosul 3 kali, kini seminggu sekali belum tentu. Yang paling payah, sudah frekuensinya menurun, Boni terkena penyakit DRS Med alias dereng rampung sampun medal (ejakulasi dini). Akibat penyakit baru si Boni, rumahtangganya jadi tak harmonis lagi. Selain Wiwik tak memperoleh lagi kenikmatan syahwati, belakangan Boni suka ngadi-adi (manja) dalam urusan makan. Kini kalau tak ketemu ayam goreng di rumah, marah-marah. Padahal dulu, dibikinkan semur jengkol saja sudah senang sekali. “Semur jengkolmu enak sekali, Ma…,” begitu dulu sanjung Boni ketika masih suasana pengantin baru. Hari-hari selanjutnya Boni jadi gampang marah, padahal itu sesungguhnya hanya akal untuk menutupi kekurangannya selama ini. Ya kurang dalam soal materil, ya kurang dalam soal nafkah onderdil. Bila selisih pendapat dengan istrinya, Boni kini sudah berani main pukul. Padahal dulu ketika pacaran, baru Wiwik kesandung batu, yang diomeli habis-habisan ya batunya tersebut. Istri cap apapun pasti stress menghadapi suami macam Boni. Begitu pula Wiwik yang tinggal di Desa Pucanggading Kecamatan Sayung ini. Daripada tiap hari serasa hidup di neraka bersama Boni, dia berniat minta cerai saja. Soal anak yang akan jadi korban, tak diperhitungkan benar. “Biar saja, toh mereka sudah membawa garis rejekinya masing-masing,” kata Wiwik. Dasar Boni. Gagasan gila istrinya itu bukan dianggap sebagai peringatan agar dia mengubah sikap. Justru dia makin rajin main tendang dan tempeleng. Katanya, sampai kapanpun dia takkan menceraikan Wiwik. Padahal sesungguhnya, bukan saja takut kehilangan cinta dari istrinya, tapi karena takut kehilangan sumber penghasilan. Soalnya, kalau Wiwik bukan lagi istrinya, siapa lagi orang yang mau ngingoni (memberi makan) dirinya. Oleh karenanya segala proposal dan usaha Wiwik untuk menuju jalan perceraian selalu ditolak. Tapi dalam setiap omongannya, Boni selalu menandaskan bahwa kalau perceraian itu sampai terjadi, kasihan anak-anak akan jadi korban. Dia sama sekali tak mau tau perasaan istrinya, yang merasa tertekan lahir dan batin. “Ibarat kendaraan, saya ini oleh suami sekadar nggo duwe-duwe (bukti memiliki), tapi jarang dinaiki…,” kata Wiwik ketika curhat pada teman akrabnya. Lima hari yang lalu kekesalan Wiwik mencapai puncaknya. Sudah usulan cerainya ditolak, Boni masih main tempeleng pula. Kali ini terpaksa dia unjuk kekuatan. Bila biasanya hanya mengalah, kini Wiwik balas mencakar muka suami, bahkan ditambah menggigit tangan segala. Di sinilah kelucuan itu terjadi. Wiwik yang ditempeleng tak pernah mengadu ke polisi, Boni baru dicakar dan digigit sudah lapor ke Polwiltabes Semarang. Benar-benar lelaki ayam sayur, dia. Alatnya saja lelaki, tapi sebetulnya dia kalah berharga dengan daun jati! Cerita adalah : "KISAH NYATA" Sumber : http://beritaseru.blogspot.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar